keajaiban dan pelajaran dari wudlu
Kebiasaan yang dilakukan oleh orang Muslim ketikan akan melakukan ibadah adalah bersuci (wudlu). Hal ini karena wudlu menandakan sucinya keadaan seseorang, bukan sekedar suci dlahirnya saja, melainkan suci bathinnya. Bagaimana tidak ? jika dilogika, mengapa seseorang disuruh wudlu, padahal orang tersebut baru saja mandi. Secara otomatis badannya telah bersih. Dengan demikian berarti hakikat wudlu bukan hanya untuk membersihakan atau mensucikan badan, akan tetapi wudlu merupakan perbuatan yang ditujukan untuk mensucikan hati.
Ada beberapa keistimewaan wudlu yang dapat kita lihat dari kisah-kisah orang shalih yang gemar melakukan wudlu. Berikut akan disajikan kisah-kisah yang berkaitan dengan keajaiban wudlu.
Pertama, kisah Imam Ghazali bertemu dengan orang yang sudah meninggal.
Telah diceritakan, bahawa pada suatu hari Imam Al-Ghazali tidur. Kemudian dalam tidurnya dia bermimpi bertemu dengan sebagian orang yang telah meninggal dunia, lantas dikatakan kepadanya (orang yang sudah meninggal dunia) “Bagaimana keadaanmu ?”, lalu dia menjawab “aku pernah melaksanakan shalat tanpa berwudlu, lantas serkarang aku dihadang oleh serigala yang menakutkan, jadi keadaanku didalamkubur bertambah jelek”.
Dari kisah diatas menandakan bahwa wudlu sangatlah penting keadaannya, sehingga ada beberapa ibadah yang salah satu syaratnya harus dalam keadaan suci (berwudlu).
Kedua, kisah Junaid sembuh dari penyakit mata.
Pada suatu hari mata Junaid sakit, lantas pergi ke dokter Nasrani dan dikatakan kepadanya “jika kamu (Junaid) ingin matamu sembuh, maka janganlah sampai terkena air”. Namun ternyata Junaid kurangmenerima nasehat dari dokter tersebut. Setelah pak dokter pergi, lantas Junaid pun segera berwudlu, kemudian shalat dan tidur, ternyata ketika Junaid bengun dari tidurnya, matanya telah sembuh, lalu terdengarlah suara hati yang berkata “Junaid telah mengorbankan mata untuk memperoleh keridhaan-Ku. Seandainya orang-orang yang durhaka meminta kepada-Ku dengan sungguh-sungguh dengan kesemangatanJunaid, maka Aku kan mengabulkannya”.
Ketika sang dokter datang dan melihat mata Junaid telah sembuh, lalu sang dokter bertanya pada Junaid “Apa yang kamu lakukan untuk matamu ?” Junaidpun tak ragu-ragu untuk menjwab pertanyaan tersebut dengan mengatakan “Aku berwudlu kemudian shalat”.
Seketika itu, dokter Nasrani tersebut beriman serambi mengatakan “ini adalah pengobatan langsung dari Allah, bukan dengan tata cara medis”. Kemudia Junaid berkata “Aku sedang sakit mata dan Engkaulah (Allah) sebagai obatnya.
Kisah diatas seakan mengingatkan kita, bahwa terkadang obat dari suatu penyakit tidak harus berupa obat yang disarankan oleh dokter atau katakanlah sakit bisa jadi sembuh tanpa pengobatan secara medis. Karena sejatinya yang membuat sembuh suatu penyakit bukanlah obat-obatan medis, tapi Allah yang menyembuhkannya.
Ketiga, kisah Kesedihan Sahal bin Abdillah
Al-Yafi’ bercerita dari Sahal Bin Abdillah, berkata “permulaan keajaiban yang kulihat yaitu sewaktu aku ketempat yang sunyi senyap, lantas aku ingin menetap di tempat itu. Aku pun merasa tenang hati dan nyaman digunakan untuk dzikir kepada Allah swt. Akhirnya tibalah waktu untuk shalat, aku pun mengambil air wudlu, sekalipun aku sudah berwudlu. Sebab aku memiliki kebiasaan sejak kecil untuk mengambil air wudlu ketika akan melaksanakan shalat fardlu.
Ternyata di sekelilingku tidak ada air, jadi aku bersedih hati, sebab ternyata kebiasan sejak kecil sulit untuk ditinggalkan dengan begitu saja. Di saat hatiku masih risau, tiba-tiba ada seekor beruang yang datang kepadaku, diatas kedua kakinya seolah-olah manusia yang membawa tempat air hijau.
Ketika aku melihat beruang itu dari kejauhan, aku kira ada manusia yang akan datang, sehingga dia mendekat dan mengucapkan salam padaku, kemudian meletakan tempat air di hadapanku. Akhirnya terlintas di fikiranku suatu pertanyaan, darimana tempat air dan air di dalamnya. Kamudian beruang itu menjawab “Wahai sahal, sesungguhnya kami ini adalah binatang buas, kamu telah menggunakan waktu da tenaga kamu untuk beribadah kepada Allah swt dengan penuh kecintaan, dan kita pun tidak segan-segan untuk bartawakal. Ketika kami sedang berbincang-bincang dengan teman kami untuk memecahkan suatu masalah, tahu-tahu ada suara “Ingat sesungguhnya Sahal sedang membutuhkan air untuk memperbarui wudlu” kemudian aku meletakkan tempat air ini dengan tanganku ketanah, kemudian aku menengok kesamping, tahu-tahu ada dua malaikat yang mengiringiku, lalu aku mendekat pada mereka, kemudian mereka menumpahkan air dari atas, tak pelak jika aku juga mendengarkan suara air yang berjatuhan ketempat airku ini.
Sahal berkata “Akhirnya aku pun tertelungkup tidak sadar, setelah aku sembuh, tahu-tahu tempat air tadi sudah berada di hadapanku". Sungguh aku menjadi gelisah, dimana beruang tadi entah kemana perginya. Aku pun tidak mengetahui kepergiannya. Dan sekarang aku merasa sedih karena tidak berbicara kepadanya ketika dia pergi menghilang.
Ketika aku selesai berwudlu, aku pun ingin meminumnya, kamudian ada suara dari balik lembah “Wahai Sahal, kamu belum diperbolehkan untuk meminum air ini”. Akhirnya tempat itu berputar-putar dengan sendirinya, aku melihatnya pergi, namun tidak tahu samapai dimana dia.”
Setelah menyimak kisah Sahal, kita dapat mengetahui bahwasanya orang yang senantiasa memperbarui wudlunya ketika akan melaksanakan shalat, maka akan diberi kemudahan baginya untuk tetap bisa melakukan kebiasaannya memperbarui wudlu, meskipun pada waktu itu tidak ada air.