Keteguhan Melaksanakan Sholat. Mengapa orang-orang yang mengerjakan sholat seringkali melalaikan apa yangtengah ia kerjakan ? tidakkah ia sadar, kepada siapa ia tengah menghadap ?. Ada suatu kisah yang menarik tentang keteguhan seorang hamba dalam mengerjakan sholat, sehingga tidak lalai kepada siapa ia tengah menghadap.
Diceritakan dari Zainul Abidin bernama Ali bin Husain bahwa apabila beliau telah melaksanakan wudlu maka kulitnya menjadi kuning. Apabila beliau mengerjakan ibadah sholat maka tubuhnya gemetar. Kemudian ada orang yang berkata kepada beliau dengan pertanyaan “Mengapa engkau mengalami hal seperti itu ?”. kemudian beliau menjawab “sungguh celaka kamu, tahukah kamu kepada siapa aku menghadap, bagi siapa aku berdialog dan menegerjakan sholat”.
Pada suatu ketika terjadilah kebakaran di rumah beliau dan beliau sedang melakukan sujud, kemudian orang-orang sama berkata “Wahai cucu Rasulullah saw, telah terjadi kebakaran", namun beliau terus malakukan sujudnya, tidak mau beranjak dan memadamkan kebakaran yang terjadi di rumahnya itu. Setelah sholat selesai, kemudian ada orang yang bertanya padanya tentang kebakaran yang terjadi dirumahnya “Mengapa engkau terus meneruskan sholat sedang rumahmu sedang terbakar oleh api?”. Kemudian beliau menjawab “sesungguhnya aku tiada memikirkan api yang membakar rumahku, aku sudah tidak tahan mengenang api neraka sehingga api yang berada dirumahku terlalaikan”.
Disebabkan itu semua, wahai sekalian orang yang lali dalam sholatnya, kepada siapakah kamu menyembah ? untuk siapakah kamu berdialog ? maka merasa malulah kamu bila menghadap Rabb-mu dalam keadaan lalai, hati dan fikiran yang dipenuhi kegiatan dunia yang fana dan hina, begitu juga dipenuhi dengan sahwat yang terus membayangimu, apakah kamu tidak sadar bahwa Allah swt selalu mengontrol isi hatimu ?. bukan ayat-Nya sudah jelas mengatakan :
انّ الله عليم بذات الصدور
Artinya : “Sesungguhnya Allah maha mengetahui segala sesuatu yang ada di dalam hati”
Ketahuilah bahwa sholat yang diterima adalah sholat yang di kerjakan dengan hati khusyu’, kemudian kamu merendahkan diri dihadapan Rabb-mu. Oleh sebab itu, maka menyembahlah kamu hanya kepada Allah swt dalam sholatyang kamu kerjakan, seolah-olah kamu sedang melihat-Nya. Apabila kamu tidak melihat-Nya, maka ketahuilah bahwa Ia senatiasa melihatmu.
Apabila hatimu tak kunjung dapat menjalankan sholat secara khusyu’ dengan uraian tersebut, anggota tubuhmu juga tak bisa merasa tenang ketika sholat, dikarenakan kamu belum mendalam untuk mengenal keagungan Tuhanmu, maka ketika itulah saat yang paling tepat untuk memperkirakan bahwa sholatmu sedang dilihat oleh orangyang paling ternama, disegani dan di hormati diantara keluarga dan margamu, dia sedang melihatmu sholat. Ketika itu kamu mengerjakan sholat dengan baik dan anggta tubuhmu juga merasa tenang. Kemudian fikirlah lebih mendalam lagi, renungkanlah tentang dirimu, apakah kamu tidak merasa takut kepada Allah swt yang telah menciptakanmu ? Dia selalu mengawasi segala sesuatu yang kamu kerjakan, Dia juga mengetahui segala sesuatu yang ada di dalam hatimu. Maka apakah menurut pandanganmu Allah swt yang begitu hebat dengan sifat-sifat-Nya, kamu anggaplebih rendah daripada sekedar seorang hamba yang menjadi ciptaan-Nya ?. sungguhpun demikian, seorang hamba manapun tidak akan ada yang bisa membahayakanmu dan tidak bisa juga memberi manfaat kepadamu, karena hanYA Allah swt yangdapat memberi mudarat dan manfaat.
Alangkah besar kedurhakaanmu, ketidak tahuan atau kebodohanmu, alangkah besar permusuhan yang kamu alakukan kepada dirimi sendiri, karena kamu menganiayanya. Olehsebab itu, hanya satu langkah yang perlu kamu jalani, obatilah hatimu dengan keterangan tersebut, barangkali sholatmu akan menjadi khusyu’.bukankah telah menjadi kesepakatan para ulama’ bahwa tidak akan ada sholat yang di terima oleh Allah swt kecuali sholat yang khusyu’. Dan sholat yang kamu kerjakan dengan hati yang lalai sudah dianggap sah menurut lahiriyahnya, tapi kamu lebih membutuhkan ampunan dari Allah swt daripada bergembira dengannya, sebab sholat yang seperti ini lebih dekat dengan siksaan.
Renungkanlah kata bijak yang telah tegubah dari Tuan Ismail Al-Muqri :
Kamu menjalankan sholat tanpa hati yang khusyu’ sebagaimana sholat yang lain, sudah tentu pemuda yang mengerjakan sholat sedemikian itu berhak mendapatkan hukuman.
Kamu menyelesaikan sholat itu tanpa mengetahui keadaannya, ternyata kamu telah menambah satu reka’at setelah satu reka’at, dengan dasar kamu ingin hati-hati.
Maka celakalah bagimu, kamu tahu siapakah Tuhan yang kamu ajak berdialog telah berpaling darimu. Nah dihadapan Tuhan yang kamu berjongkok kepada-Nya ternyata kamu tidak khusyu’.
Kamu berkata kepada-Nya “Iyyaka na’budu” (hanya kepada-Mu aku menyembah), tapi fikiranmu melayang kearah lain tanpa sebab.
Seandainya kamu menolak kepada orang yang berdialog kepadamu tapi penglihatannya tidak tertuju kepamu, niscaya kamu memiliki karakter yang baik, yaitu kamu marah pada kepribadiannya yang kurang baik.
Apakah kamu tidak merasa malu kepada Tuhan yang memiliki kerajaan melihat kamu berpaling dari-Nya wahai orang yang tidak memiliki kepribadian baik.
Wahai Tuhanku, tunjukanlah kami kejalan orang yang telah mendapat petunjuk, tuntunlah aku kepada kebenaran sebagai jalanku menuju jalan yang lurus.