Khutbah Jum’at
Secara bahasa berarti pidato atau ceramah. Sedangkan menurut istilah khutbah adalah ceramah yang menggunakan materi pembahasan agama. Khutbah merupakan kegiatan dakwah yang paling efektif yang bertujuan untuk mengajak orang lain untuk meningkatkan kualitas ketaqwaan keimanan, yaitu dengan memberi nasihat yang isinya berupa ajaran agama.
Syarat-syarat Khutbah Jum’at
Syarat merupakan suatu hal yang harus dipenuhi sebelum suatu pekerjaan dilaksanakan. Jadi apabila syarat-syarat dalam suatu pekerjaan tidak terpenuhi (tidak dilaksanakan) maka pekerjaan itu dianggap tidak sah. Adapun syarat-syarat khutbah Jum’at adalah sebagai berikut :
1 Khatib harus suci dari dua hadats (hadats kecil dan hadats besar). Dari syarat tersebut, maka tidak dibenarkan atau tidak sah apabila seorang yang berkhutbah (khatib) dalam keadaan memiliki hadats kecil seperti, sesuatu yang keluar dari dua jalan (kubul dan dubur). Terlebih lagi seorang khatib tidak boleh dalam keadaan berhadats besar seperti, junub.
2 Pakaian yang dikenakan oleh khatib harus suci dari najis. Dari syarat ini, seorang khatib harus mengenakan pakaian yang benar-benar suci dari najis seperti, darah, kotoran hewan dan lain-lain.
3 Khatib harus menutupi auratnya. Dalam syarat yang ketiga ini ketika seorang khatib sedang berkhutbah harus menutup auratnya. Jika auratnya terbuka maka khutbah yang disampaikan dianggap batal atau tidak sah.
4 Khatib harus berdiri (jika kuasa). Dengan adanya syarat seperti ini maka sebaiknya orang yang berkhutbah memang dalam keadaan sehat supaya khutbah yang disampaikan menemui sebuah kesempurnaan, yakni dengan khatib yang berdiri. Adapun jika sudah tidak ada orang lain yang bisa berkhutbah selin orang yang sakit dan tidak bisa berdiri maka khatib boleh dari orang yang tidak bisa berdiri.
5 Khutbah dilaksanakan pada waktu Dluhur, yakni setelah matahari terbit. Dari syarat ini maka sholat tidak boleh dilakukan pada pagi hari sekira waktu dluha. Dari syarat ini juga dapat terjadi sholat pada waktu istiwa (posisi matahari tepat berada diatas kepala) dan itu diperbolehkan atau sah hukumnya. Tentu hukum tersebut berbeda dengan hari-hari lain yang tidak dibenarkan sholat ketika waktu istiwa.
6 Khatib harus duduk sebentar dengan thuma’ninah diantara dua khutbah. Syarat ini member gambaran apabila khutbah pertama selesai seorang khatib harus duduk dengan tenang walau sebentar. Apabila syarat ini tidak terpenuhi maka khutbah yang dilakukan tidak sah.
7 Khatib harus mengeraskan suaranya ketika berkhutbah sekira dapat didengar oleh sekurang-kurangnya 40 orang. Jika meninjau keadaan saat ini, syarat seperti ini sudah sangat mudah karena kecanggihan alat yang ada seperti pengeras suara (toa).
8 Khatib harus tertib (berurutan) dalam berkhutbah dan sholat. yakni antara khutbah yang pertama kemudian khutbah yang kedua. Setelah khutbah selesai barulah semua jamaah melaksanakan sholat jum’at bersama. Jadi tidak dibenarkan apabila pada hari itu khutbah dilaksanakan setelah sholat terlebih dahulu.
9 Khatib barus menyampaikan rukun-rukun khutbah menggunakan bahasa arab. Adapun yang selain rukun khutbah maka diperbolehkan menggunakan bahasa daerah masing-masing supaya para jamaah faham dengan apa yang disampaikan oleh si khatib.
Rukun Khutbah Jum’at
Rukun adalah suatu hal yang harus ada pada suatu pekerjaan. Jika rukun-rukun dalam pekerjaan itu tidak dilaksanakan maka hukum pekerjaan itu adalah tidak sah. Adapun rukun-rukun khutbah Jum’at adalah sebagai berikut :
1 khatib harus membaca basmalah, memuji Allah swt didalam dua khutbah (khutbah dan khutbah kedua).
2 khatib harus membaca sholawat kepada Rasululllah saw di dalam dua khutbah (khutbah pertama dan khutbah kedua).
3 khatib harus berwasiat kepada jamaah agar bertaqwa kepada Allah swt, di dalam dua khutbah (khutbah pertama dan khutbah kedua).
4 khatib harus membaca ayat Al-Qur’an pada salah satu dari dua khutbah.
5 khatib harus membaca do’a untuk semua kaum muslimin pada khutbah yang kedua.
Sunnah-sunnah khutbah
Sunnah merupakan suatu hal yang apabila dikerjakan berpahala dan apabila tidak dikerjakan tidak berdosa. Jadi sunnah dapat diakatakan sesuatu yang lebih utama untuk dikerjakan. Begitu pula dengan khutbah Jum’at, ada beberapa yang seyogynya dilakukan, diantaranya :
1 Khutbah diucapkan diatas mimabar yang ditempatkan di sebelah kanan mihrab (sebelah kanan pengimaman).
2 Khatib hendaknya mengucapkan salam stelah berdiri diatas mimbar.
3 Khatib hendaknya duduk saat adzan sedang di kumandangkan oleh bilal.
4 Khatib hendaknya memegang tongkat dengan tangan kirinya.
5 Khatib hendaknya menyampaikan khutbahanya dengan suara yang baik, sehingga para jamaah mudah memahami dan mengambil manfaat dari setiap ucapan yang disampaikan.
6 Khatib hendaknya tidak memperpanjang khutbahnya. Hal ini dikarenakan apabila tertalu panjang ditakutkan Jamaah menjadi mengantuk dan akhirnya sulit memahami isi khutbah.
7 Khatib hendaknya mengeraskan suaranya dari yang wajib. Artinya hendaknya suara khatib hendaknya didengar oleh lebih dari 40 orang.
Demikianlah sepercik ilmu yang dapat saya informasikan kepada para pembaca yang budiman, semoga bermanfaat bagi kita semua. amiin